Minggu, 15 Agustus 2010

Melangkah ke USB 3.0




Pada saat Anda meng-copy sebuah film HD (High Definition) dari hard disk eksternal ke komputer, Anda punya cukup banyak waktu untuk menghabiskan secangkir besar cappucino. Dengan teknologi USB 3.0 baru, kini waktunya hanya cukup untuk secangkir espresso, karena SuperSpeed Mode mampu meng-copy data 10 kali lebih cepat daripada standar USB 2.0.
Namun, walaupun standar yang baru ini terdengar memikat, notebook dan komputer desktop keluaran terbaru ternyata masih menggunakan standar yang lama (USB 2.0).
Oleh karena itu, pada artikel ini CHIP memandu Anda membuat komputer atau notebook Anda siap untuk “berlari” dan memaparkan kelebihan apa saja yang ditawarkan standar yang baru.

Baru sebagian konektor kompatibel

Sebuah pertanyaan penting timbul, apa yang terjadi dengan perangkat dan kabel USB 2.0? Pada USB 3.0, kompabilitas diutamakan – ke atas ataupun ke bawah. Bila Anda meng-upgrade ke USB 3.0 secara lengkap dan tidak lagi menggunakan standar USB 2.0, Anda tetap dapat menghubungkan printer lama ke port USB 3.0.
Secara teknis memang banyak yang ber¬ubah, tetapi tidak tampak pada tampilan konektor dengan inlay biru yang seragam. Selain mode transfer “Low-”, “Full-”, dan “High-Speed”, kini ada mode SuperSpeed yang diimplementasikan para¬lel dengan konstruksi USB 2.0 sehingga bisa dikatakan memiliki unit manajemen sendiri.
Dengan demikian, hub USB 3.0 terdiri atas sebuah hub USB 2.0 ditambah sebuah hub SuperSpeed. Ini menjadi jelas pada konektor Micro B yang baru dengan 2 konektor, konektor Micro B USB 2.0 dan sebuah port untuk SuperSpeed. Anda dapat memasukkan konektor USB 2.0 ke port USB 3.0, tetapi tidak sebaliknya. Konektor mana yang kompatibel dengan port mana dapat Anda lihat dalam boks “Tabel Kompatibilitas”.

Daya besar, konsumsi lebih kecil
Kelebihan USB 3.0 adalah tidak diperlukannya pasokan daya tambahan untuk penggunaan hard disk eksternal. Di spesifikasinya, komputer akan menyuplai daya untuk perangkat USB 2.0 maksimal 500 mA, sementara untuk perangkat 3.0 mencapai 900 mA.
Hal yang baru di USB 3.0, host-controller akan terhubung ke perangkat yang tepat ketika akan menuliskan data pada USB flashdisk. Sementara itu, USB 2.0 mengirim data ke semua perangkat de¬ngan cara polling – tak soal apakah perangkat tersebut tepat atau tidak.
Inovasi ini memungkinkan host-controller melakukan manajemen e¬nergi terhadap periferal-periferal yang terhubung. Dengan standar USB 3.0, perangkat yang tidak digunakan tidak hanya dapat dikecualikan pada proses pengiriman data, melainkan juga dinonaktifkan.
Ini akan menghemat listrik sekaligus melindungi hardware terkoneksi. Di ¬sini digunakan tiga modus hemat energi, yaitu modus U1 IC untuk pengiriman dan penerimaan dinonaktifkan, pada U2 IC clock-generator sementara dihentikan, dan pada U3 dicapai kondisi standby.

SuperSpeed Mode yang sangat cepat

Kemampuan copy hard disk USB 2.0 dalam modus transfer tercepat sekitar 50 MB/detik. Sementara itu, standar USB 3.0 dapat mentransfer hingga 10 kali lebih banyak data dalam waktu yang sama, bahkan memungkinkan hingga 5 GBit/detik. Sepuluh kali di sini setara dengan sekitar 625 MB/detik, ideal untuk volume data yang terus meningkat pada video atau backup – meski keterangan kecepatan ini hanya secara teoritis.
Di pasaran telah tersedia perangkat Super¬Speed, seperti hard disk dari Buffalo dan Western Digital, tetapi kecepatan transfernya hanya 100 MB/detik. SSD jauh lebih cepat dengan 250 MB/detik. SSD pertama dengan USB 3.0 dan kecepatan di atas 300 MB/detik telah diumumkan dan rencananya akan dipasarkan pada kuartal ketiga tahun ini.
Komputer yang telah mendukung USB 3.0 saat ini masih sedikit. Namun dengan beberapa trik sederhana, Anda dapat meng-¬upgrade PC lama Anda dan tidak harus mahal. Untuk notebook dibutuhkan sebuah slot dan sebuah card PCIe (sekitar US$ 50) untuk mendapatkan dua port SuperSpeed. PC Desktop membutuhkan host-controller-card dan sebuah slot PCIe.

Upgrade murah
Kartu ekspansi (upgrade-card) ASUS U356 dengan harga sekitar US$ 35 banyak digunakan di mainboard ASUS untuk mendapatkan koneksi kencang USB 3.0. Dengan koneksi slot PCIe 4x ini, kedua port SuperSpeed bekerja tanpa hambatan. Bila tidak memiliki slot PCIe 4x, Anda dapat menggu¬nakan PCIe-card dari CnMemory (1x, sekitar US$ 40).
Namun harap diperhatikan, de¬ngan card 1x tersebut, Anda tidak akan mendapatkan performa penuh – biasanya hanya sekitar 2,5 GBit/detik. Terlalu kecil bila dibandingkan dengan SSD mendatang de¬ngan kecepatan di atas 300 MB/detik. Meskipun demikian (hanya menggunakan PCIe 1x), Anda tetap menikmati kecepatan lebih. USB 3.0 yang terhambat sekalipun tetap lebih cepat dibanding USB 2.0. Namun, ja¬ngan tergoda oleh card PCI USB 3.0, karena jelas terlalu lambat!

Siap untuk masa depan
Anda tidak perlu memikirkan apakah slot yang tersedia memenuhi tuntutan USB 3.0 atau tidak, bila bersedia menginvestasikan lebih banyak dana dan upaya untuk meng-upgrade mainboard. Mainboard AMD memiliki 2 port USB 3.0 dan bisa Anda dapatkan de¬ngan sekitar US$ 100, sementara board Intel dengan harga mulai US$ 100. Dengan demikian, slot PCIe yang ada dapat digunakan untuk perangkat hardware lain seperti kartu jaringan atau grafik.
Sebuah kelemahan umum USB 3.0, yaitu tidak (belum) ada dukungan sistem operasi. Sementara ini, Anda harus meng¬install driver tambahan dari vendor tersebut. Namun, Microsoft melakukan perbaik¬an: Dengan SP1 (yang direncanakan muncul di tahun ini), Windows 7 akan mendukung USB 3.0.
Jadi, kini adalah waktu yang tepat untuk upgrade ke USB 3.0, terutama pengguna yang menangani data dalam jumlah be¬sar. Alasan lainnya adalah karena USB 3.0 telah kompatibel dengan¬ model sebelumnya.

Sumber:Chip.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar